welcome to IHSAN's BLog

kha_mUtz To day's

“Tidak sepurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri”

Selasa, 02 November 2010

:: PACARAN VS TA'ARUF ::

:: PACARAN VS TA'ARUF ::

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Bismillahirohmanirohim...


Siapa sih yang nggak kenal dengan yang namanya pacaran...( Pacaran..??? makanan apaan tuh) XD .

Zaman sekarang tuh emang guaaampang banget ketemu sama orang yang lagi pacaran. Di jalan, di mall, di kampus, di mana-mana.

Mulai dari anak kuliah, SMA, SMP, yang udah kerja, yang udah nganggur,orang kaya, orang miskin, bahkan sampai anak SD…( wah ternyata pacaran bersaing ketat sama bahasa inggris yg udah masuk ke kurikulum anak SD….hehehe ).

Apalagi sekarang ada acara TV yang nyomblang-in orang sampai ke pengeksposean pernyataan cinta segala. Ditambah lagi dengan berbagai sinetron yang menyuguhkan adegan mesra dua insan manusia yang bukan mahramnya.



So, What the meaning of pacaran..??? Sebetulnya pacaran itu apa sih??? Saktenane pacaran kuwi opo tho…???



Hhmmm….Biasanya sih kalau ada cowo dan cewe saling suka…(prikitiuew..),truz salah satunya nyatain dan yang lainnya terima, itu berarti udah pacaran…

Buat sebagian orang pacaran itu isinya jalan berdua, makan, nonton, curhat-curhatan. Pokoknya just for fun lah!

Ada juga orang-orang tujuannya untuk lebih mengenal sebelum pernikahan.

But, sebenarnya pacaran adalah budaya dan peradaban jahiliyah yang dilestarikan oleh orang-orang kafir negeri Barat dan lainnya, kemudian diikuti oleh sebagian umat Islam (kecuali orang-orang yang dijaga oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala), dengan dalih mengikuti perkembangan jaman dan sebagai cara untuk mencari dan memilih pasangan hidup

Padahal Rasululloh SAW bersabda

"Siapa saja yang menyerupai suatu kaum maka mereka termasuk golongan tersebut" (HR. Abu Daud dan Ahmad).



Dan Sebagai umat Islam kita perlu lho mengkritisi apakah “praktek pacaran” yang banyak dilakukan orang ini sesuai atau tidak dengan aturan-aturan dalam Islam.



Apa iya Pacaran itu dilarang ???



Untuk mengerti dilarang atau tidaknya pacaran baca postingan ane nih Pacaran Itu Haram



Iya deh ntar aku baca…tapi mbok ditampilkan sedikit di notes ini…

Okelah Kalo Beg..beg..begitu…Kenapa eh kenapa pacaran dilarang…???



Pertama, orang kalo lagi pacaran maunya berdua terus. (Ah tenan’e, iya apa iya) :D

Beberapa hari gak ditelpon udah resah dan gelisah, seharian gak di sms udah kangen. Begitu ketemu pengen memandang wajahnya terus (…emangnya lagi nonton pemandangan), wah pokoknya dunia serasa berbunga-bunga. Apalagi kalau pakai acara mojok berdua, di tempat sepi mesra-mesraan. Waduh, hati-hati deh, soalnya Rasululloh SAW juga bersabda :



"Jangan sekali-kali salah seorang kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali bersama mahram.” (Muttafaq ‘alaih, dari Ibnu ‘Abbas Ra)



Hal itu karena tidaklah terjadi khalwat kecuali setan bersama keduanya sebagai pihak ketiga, sebagaimana dalam hadits Jabir bin Abdillah Ra :

“Barangsiapa beriman kepada Alloh dan hari akhir maka jangan sekali-kali dia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa disertai mahramnya, karena setan akan menyertai keduanya.” (HR. Ahmad)



Kedua, kalau lagi pacaran rasanya seperti dimabuk cinta.

Lupa yang lainnya. Dunia serasa milik berdua yang lainnya ngontrak. Atau kalo yang gemar FBan , FB serasa milik berdua…(yang update status yg cowo yg komentar cewenya begitu juga sebaliknya…hhmm…ada yang ngerasa nggak ya..??? :D )

Hati-hati loh sob, bisa-bisa kita nanti lupa sama tujuan Alloh menciptakan kita (manusia).

Alloh berfirman, “ Dan tidak Kuciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepadaKu. “ (QS. Ad Dzariyyat: 56)



Ketiga,bukan rahasia lagi kalau di jaman serba permisif ini seks udah jadi bumbu penyedap dalam pacaran . Bahkan majalah Kosmopolitan juga mengadakan riset di lima universitas terbesar di Jakarta, dan ternyata dari yang mengaku pernah melakukan aktivitas seksual, sebanyak 67,1% pertama kali melakukan dengan pacarnya…..Waduuchh …Na’udzubillahi min dzalik



Memang banyak orang pacaran awalnya gak menjurus ke sana. Tapi gara-gara sering berdua, ada kesempatan, dan diem-diem syetan udah ngerubung, yah terjadilah. Pertama pegang tangan, terus rangkul pundak, terus cium pipi, terus…..terus…..wah bisa kebablasan deh. Dan endingnya MBA atau Mendadak Bikin Anak…Na’udzubillah



Maka dari itu agama Islam melindungi kita dengan melarang melakukan perbuatan-perbuatan tersebut.



Alloh SWT berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu pekerjaan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al Isra : 32)



Ternyata Al Quran udah melakukan tindakan preventif dengan melarang mendekatinya, bukan melarang melakukannya. Rasululloh SAW juga bersabda, “Seandainya kamu ditusuk dengan jarum besi, maka itu lebih baik bagimu daripada menyentuh perempuan yang tidak halal bagimu.” (HR. Thabrani) . Jadi pegang-pegangan tangan juga mesti dihindari tuh.



Keempat, ternyata pacaran bukan jaminan akan berlanjut ke jenjang perkawinan. Banyak orang di sekitar kita yang sudah bertahun-tahun pacaran ternyata kandas di tengah jalan. Pacaran pun tidak menjadikan kita tahu segalanya tentang si dia. Banyak yang sikapnya berubah setelah menikah…Nah lo.. :P



Kalaulah kini kita tahu praktek pacaran nggak menjadi suatu jaminan bahkan banyak melanggar aturan Alloh dan tidak mendapat ridhoNya, masihkah kita yang mengaku hambaNya, yang menginginkan surgaNya, yang takut akan nerakaNya, masih melakukannya?





Tapi kalo nggak lewat pacaran, gimana caranya kita ketemu jodoh…????

Ya iya seeeh… jaman sekarang kan kita enggak bisa mudah percaya sama orang, So perlu dong adanya penjajakan. Dan untuk itu Islam punya solusi yang mantap dan OK dalam memilih jodoh. Istilahnya ngetop dengan nama TA’ARUF, artinya PERKENALAN.…( jrengg….jrenngg : music background)



Iya Sich Mas, saya juga sering mendengar kata Ta’aruf itu tapi Ta’aruf itu sebenarnya apa sich…???



Nah …baca baik-baik ya..ane mulai serius nih.. ( jiiah..padahal dari tadi dah serius..)



Ta'aruf adalah proses perkenalan dan pendekatan antara laki-laki dan wanita yang

hendak menikah. Ta'aruf sangat berbeda dengan pacaran. Ta`aruf secara syar`i

memang diperintahkan oleh Rasululloh SAW bagi pasangan yang ingin menikah.

Perbedaan hakiki antara pacaran dengan ta'aruf adalah dari segi tujuan,

cara, dan manfaat.



Jika tujuan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina dan maksiat. Sedang

ta'aruf jelas sekali tujuannya yaitu untuk mengetahui kriteria calon

pasangan.



Dalam pacaran, mengenal dan mengetahui hal-hal tertentu calon pasangan

dilakukan dengan cara yang sama sekali tidak memenuhi kriteria sebuah

pengenalan. Ibarat seorang yang ingin membeli mobil tapi tidak

melakukan pemeriksaan, dia cuma memegang atau mengelus mobil itu tanpa

pernah tahu kondisi mesinnya. Bahkan dia tidak menyalakan mesin atau membuka

kap mesinnya. Bagaimana mungkin dia bisa tahu kelemahan dan kelebihan mobil

itu.



Sedangkan Ta`aruf adalah seperti seorang montir mobil ahli yang memeriksa

mesin, sistem kemudi, sistem rem, sistem lampu dan elektrik, roda dan

sebagainya. Bila ternyata cocok, maka barulah dia melakukan tawar menawar



Truz Kelebihan Ta’aruf itu apa dong mas ???? Please terangin lebih rinci donk… :P



Pertama, ta'aruf itu sebenarnya hanya untuk penjajakan sebelum menikah. Jadi kalau salah satu atau keduanya nggak merasa sreg bisa menyudahi ta'arufnya. Ini lebih baik daripada orang yang pacaran lalu putus. Biasanya orang yang pacaran hatinya sudah bertaut sehingga kalau tidak cocok sulit putus dan terasa menyakitkan. Tapi ta'aruf, yang Insya Allah niatnya untuk menikah Lillahi Ta'ala, kalau tidak cocok bertawakal saja, mungkin memang bukan jodoh. Tidak ada pihak yang dirugikan maupun merugikan.



Kedua, ta'aruf itu lebih fair. Masa penjajakan diisi dengan saling tukar informasi mengenai diri masing-masing baik kebaikan maupun keburukannya. Bahkan kalau kita tidurnya sering ngorok, misalnya, sebaiknya diberitahukan kepada calon kita agar tidak menimbukan kekecewaan di kemudian hari. Begitu pula dengan kekurangan-kekurangan lainnya, seperti mengidap penyakit tertentu, enggak bisa masak, atau yang lainnya. Informasi bukan cuma dari si calon langsung, tapi juga dari orang-orang yang mengenalnya (sahabat, guru ngaji, orang tua si calon). Jadi si calon enggak bisa ngaku-ngaku dirinya baik. Ini berbeda dengan orang pacaran yang biasanya semu dan penuh kepura-puraan. ( bener apa bener… )



Yang perempuan akan dandan habis-habisan dan malu-malu (sampai makan pun jadi sedikit gara-gara takut dibilang rakus).

Yang laki-laki biarpun lagi bokek tetap berlagak kaya traktir ini itu (padahal dapet duit dari minjem temen atau hasil ngerengek ke ortu tuh). ckckckck Belom lagi mereka sok alim dengan berlagak rajin Sholat didepan kekasihnya…(tapi aslinya paling males kalo disuruh sholat)…nah kalo yg ini malah udah merubah orientasi beribadahnya. Ibadah udah nggak lagi buat Alloh tapi buat sang kekasih….hadecchh



Ketiga, dengan ta'aruf kita bisa berusaha mengenal calon dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Hal ini bisa terjadi karena kedua belah pihak telah siap menikah dan siap membuka diri baik kelebihan maupun kekurangan. Ini kan penghematan waktu yang besar. Coba bandingkan dengan orang pacaran yang sudah lama pacarannya sering tetap merasa belum bisa mengenal pasangannya. Bukankah sia-sia belaka?



Keempat, melalui ta'aruf kita boleh mengajukan kriteria calon yang kita inginkan. Kalau ada hal-hal yang cocok Alhamdulillah tapi kalau ada yang kurang sreg bisa dipertimbangan dengan memakai hati dan pikiran yang sehat. Keputusan akhir pun tetap berdasarkan dialog dengan Alloh melalui sholat istikharah. Berbeda dengan orang yang mabuk cinta dan pacaran. Kadang hal buruk pada pacarnya, misalnya pacarnya suka memukul, suka mabuk, tapi tetap bisa menerima padahal hati kecilnya tidak menyukainya. Tapi karena cinta (atau sebenarnya nafsu) terpaksa menerimanya.



Kelima, kalau memang ada kecocokan, biasanya jangka waktu ta'aruf ke khitbah (lamaran) dan ke akad nikah tidak terlalu lama.Ini bisa menghindarkan kita dari berbagai macam zina termasuk zina hati. Selain itu tidak ada perasaan "digantung" pada pihak perempuan. Karena semuanya sudah jelas tujuannya adalah untuk memenuhi sunnah Rasululloh yaitu menikah.



Keenam, dalam ta'aruf tetap dijaga adab berhubungan antara laki-laki dan perempuan. Biasanya ada pihak ketiga yang memperkenalkan. Jadi kemungkinan berkhalwat (berdua-duaan) kecil yang artinya kita terhindar dari zina.



Nah ternyata ta'aruf banyak kelebihannya dibanding pacaran dan Insya Alloh diridhoi Alloh. Jadi, sahabat……..kita mau mencari kebahagian dunia akhirat dan menggapai ridhoNya atau mencari kesulitan, mencoba-coba melanggar dan mendapat murkaNya??? ….mau PACARAN dengan kemungkinan kita RUGI DI AKHIRAT bahkan di DUNIA...Atau mau TA'ARUF yang Insya Alloh...UNTUNG DUNIA AKHIRAT...???

SO, SAHABATKU...PILIHAN ADA DI TANGAN ANDA....^_^





Semoga bermanfaat...^_^







=================================================================

Sekedar Note Tambahan buat direnungkan :



Ibnul Qayyim menjelaskan, " Kalau orang yg sedang dilanda asmara itu disuruh memilih antara kesukaan pujaannya itu dgn kesukaan Alloh, pasti ia akan memilih yang pertama. Ia pun lebih merindukan perjumpaan dgn kekasihnya itu ketimbang pertemuan dengan Alloh Yang Maha Kuasa. Lebih dari itu, angan-angannya untuk selalu dekat dengan sang kekasih, lebih dari keinginannya untuk dekat dengan Alloh”.



Ditambah lagi Ibnul Qayyim berkata, "Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta, malah cinta di antara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan, karena bila keduanya telah merasakan kelezatan dan cita rasa cinta, tidak bisa tidak akan timbul keinginan lain yang belum diperolehnya."

Cinta sejati akan ditemui dalam pernikahan yang dilandasi oleh rasa cinta pada-Nya...Subhanalloh..

2 komentar:

  1. Insyaallah q pengen ta'aruf,, pacaran hanya akan merugikan si cewek..

    BalasHapus
  2. Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kita perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

    BalasHapus

TOLONG BERIKAN KOMENTARNYA . . .

يَآأَيّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصّبْرِ وَالصّلاَةِ إِنّ اللّهَ مَعَ الصّابِرِينَِ

“Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al Baqoroh: 153)